PARTAI PEMILU
Home » » Nasihat Wapres JK ke Ahok Jelang Pilkada: Bedakan Tegas dan Kasar

Nasihat Wapres JK ke Ahok Jelang Pilkada: Bedakan Tegas dan Kasar

Ditulis Oleh Ambar Syahputra Siregar on Senin, 31 Oktober 2016 | 01.24


Jakarta - Panasnya suhu politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tak luput dari perhatian Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ketika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai kandidat petahana sering bicara kasar menjelang Pilgub, JK pun memanggilnya.

Wapres JK meminta Ahok bisa membedakan antara tegas dan kasar. "Waktu suka ngomong saya panggil Ahok. Hai you, kamu (Ahok) bedakan tegas dengan kasar. Kau tidak bisa membedakan kelihatannya. Yang mana tegas yang mana kasar," kata JK mengulangi ucapannya kepada Ahok saat sesi wawancara khusus dengan detikcom, Jumat (28/10/2016).

"Tegas itu iya, iya, tidak tidak. Kalau kasar itu kau jangan maki-maki orang," tambah JK.

Dia pun meminta Ahok untuk mengurangi bicara jika ingin menang Pilkada. JK kemudian mengibaratkan bahwa politik serupa permainan badminton. Olahraga ini pada dasarnya untuk mengumpulkan poin untuk mencapai angka yang maksimal.

"Kalau main bulu tangkis kamu smash, kamu punya poin. Kalau lawan smash dan keluar, poin kita juga. Jadi mencari kesalahan orang," ujarnya.

"Jadi janganlah buat kesalahan. akhirnya kamu akan terjadi poin di pihak lawan, maka kesalahan itu," sambungnya.

Sensifitas pilkada disebut JK harus dipahami oleh setiap orang. Hal juga sering terjadi di dalam pelaksanaan pemilu pada negara-negara yang menganut paham liberal. Satu kalimat yang sensitif bisa menjadi 'bom' bagi diri sendiri.

Misalnya, kata JK, kasus calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump. Kasus pelecehan perempuan yang dialamatkan kepada Trump membuat elektabilitasnya jatuh sebanyak 4 persen.

Dalam konteks pemilihan, ucapan Trump yang dianggap melakukan pelecehan adalah sebuah kesalahan yang fatal. "Coba tidak ada Pemilu, dia bicara lebih keras dari itu ketemu orang telanjang, saya kira orang ketawa-ketawa saja. Tapi karena Pemilu, itu dibicarakan berhari-hari di seluruh dunia," kata JK.

Hal yang sama juga terjadi pada Ahok. Kasus Al Maidah dianggap JK adalah sebuah blunder politik. Hal itu dikarenakan Ahok sedang berada dalam persaingan untuk mempertahankan kursi panas DKI Jakarta.

"Jadi beda ketika kamu ngomong dalam keadaan bebas dan dengan Pilkada, Pemilu," terangnya.


Sumber : detik

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Arsip Blog