PARTAI PEMILU
Home » , » Cerita JK Soal 3 Pilpres yang Diikutinya

Cerita JK Soal 3 Pilpres yang Diikutinya

Ditulis Oleh Ambar Syahputra Siregar on Selasa, 08 Juli 2014 | 00.36

Makassar, - Jusuf Kalla adalah salah satu wajah lama yang ikut dalam kontestasi pemilihan presiden 2014. Sudah 3 kali pemilu ia ikut sejak tahun 2004.

Tahun 2004 adalah pemilu pertama yang diikuti JK berpasangan dengan SBY sebagai calon wakil presiden. Mereka menang dan menjabat selama 5 tahun.

Di tengah jalan, ia pecah kongsi dengan SBY hingga di tahun 2009 ia maju sebagai capres berpasangan dengan Wiranto. Di pemilu ini, JK harus berhadapan dengan SBY-Boediono dan Megawati-Prabowo. Namun, di pemilu 2009, SBY-lah yang dinyatakan sebagai pemenang dan dilantik kembali sebagai presiden.

Dan kini, di tahun 2014, ia kembali maju sebaga wakil presiden berpasangan dengan Joko Widodo. Mereka bersama melawan satu-satunya kandidat capres-cawapres Prabowo- Hatta Rajasa.

3 kali mengikuti pemilu, ketua PMI ini merasakan betul perbedaan mesin penggerak di setiap perhelatan pemilu. Ia ada pergeseran yang signifikan dari pemilu 2004, 2009 hingga ke 2014.

"2004 inti kampanye ada di rapat umum dan iklan. Kita sampai capek karena selalu rapat umum," kata JK dalam obrolan santainya dengan wartawan di kediamannya di Jalan Haji Bau, Makassar, Selasa (8/7/2014).

Saat 2009, rapat umum dengan koalisi partai mulai berkurang. Saat itu masa kampanye banyak dilakukan di media massa dan iklan di media cetak atau elektronik

"2014 berubah. Rapat umum hanya 5 hingga 6 kali. Hampir tidak ada rapat umum.Lebih banyak dialog, sorotan media juga luar biasa dan kekuatan media sosial (twitter, facebook)," ucapnya.

Porsi debat terbuka capres dan cawapres juga dinilainya turut punya andil besar sehingga hanya sedikit intensitas iklan kandidat capres-cawapres yang muncul di media.

Ia mengerti betul bahwa pertarungannya dengan Jokowi di awal masa kampanye habis untuk mengklarifikasi isu negatif yang ditujukan pada Jokowi. Isu negatif inilah salah satu faktor elektabilitas pasangan nomor urut 2 ini menurun.

"Awalnya Jokowi tinggi, ternyata yg pertama bikin black campaign. Saya tidak menuduh, tapi ada yang bikin black campaign. Akhirnya minggu pertama sibuk klarifikasi black campaign dan kubu sana sibuk menangkis negatif campaign," ujarnya yang saat itu sedang duduk santai di kursi di halaman depan rumahnya.

Akibatnya, baik Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta sama-sama lebih sibuk mengklarifikasi isu yang ditujukan pada mereka. Tak banyak yang memaparkan program atau visi-misi di depan masyarakat.

"Awalnya berat, makanya sempat ada penurunan suara. Tapi perlahan hilang dengan kita berkampanye jadi naik pelan-pelan. Yang hebatnya karena di last minute kampanye tiba-tiba jadi tren," sambungnya.

Menurutnya, konser Slama 2 Jari di GBK di hari terakhir kampanye menjadi pembuktian Jokowi-JK diterima seluruh kalangan. Tak hanya kalangan menengah ke bawah namun anak muda serta kaum intelektual juga.

"Akibatnya setelah itu anak muda merasa malu kalau tidak Jokowi- JK. Dan itu tidak ada yang atur," ucapnya.

Sumber : detiknews

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Arsip Blog